
- Selasa, 21 Februari 2023
Tujuh Alasan Mempelajari Pemrograman Sejak Dini
Di era digital, orangtua mana yang tidak ingin putra-putrinya memiliki literasi komputer? Belajar koding, selain menentukan karir peserta didik di masa mendatang, juga membantu peserta didik dalam menggali soft skill mereka. Kapan sebaiknya peserta didik mulai belajar koding?
Kebanyakan pengembang professional memulai studinya di usia dini. Menurut Survei yang dilakukan Stack Overflow di tahun 2020 (ilustrasi dibawah), lebih dari 54 persen pengembang professional menulis kode pertama mereka ketika mereka beranjak 16 tahun.
Apa saja keuntungan yang didapatkan peserta didik ketika mulai belajar koding sejak dini?
1. Belajar koding membantu ketrampilan problem solving
Secara natural, belajar koding dipastikan akan meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah. Dalam konteks programming, pengembang ditantang secara terus menurus untuk melakukan pemecahan masalah. Iterasi ini akan membentuk muscle memory dalam melakukan problem solving.
2. Koding membantu meningkatkan pemikiran komputasi (computanional thinking)
Computational thinking adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana cara komputer memecahkan masalah. Peserta didik yang mempelajari cara berpikir seperti ini terlatih untuk memecahkan masalah kompleks dengan cara memilahnya menjadi masalah yang lebih sederhana dan mudah dipecahkan.
3. Koding meningkatkan ketekunan
Ilmu komputer adalah salah satu disiplin ilmu dimana konsep kegagalan adalah sesuatu yang wajar dan bisa diterima. Ketika mulai belajar koding, kegagalan adalah sebuah hal yang akan disadari langsung oleh pelakunya, misalnya program menghasilkan bug dan tidak berjalan dengan sesuai. Di dalam programming, sukses tidak bisa diraih hingga semua error ditangani. So, every pain and mistake will only make you smarter.
4. Koding mengajarkan kreatifitas
Koding menempatkan pengembang sebagai ‘kreator’ atau ‘world-builder’ di dalam sebuah lingkungan pemrograman, disiplin ilmu ini membutuhkan pemikiran yang kreatif dan mindset eksperimental.
Melalui programming, anak-anak dilatih untuk selalu bereksperiman. Pada saat mereka sudah memahami dasarnya, mereka akan terus bertanya pada diri sendiri; “Kalau saya mencoba ini, apa yang terjadi? Apakah berhasil? Tidak berhasil?”
5. Koding mengajarkan anak tentang literasi digital
Teknologi terdapat di sekeliling kita, di genggaman kita, membantu pekerjaan dan hidup kita. Di era modern, memahami dan berinteraksi dengan teknologi tidak hanya baik, namun menjadi keharusan untuk bernavigasi ke dalam masyarakat digital. Anak-anak wajib memahami teknologi dan memiliki literasi digital.
Literasi digital mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami dan berinteraksi dengan teknologi dengan baik sehingga bertujuan baik. Topik-topik seperti keamanan berinternet, cyberbullying, jejak digital (digital footprint), dan etika online adalah beberapa hal yang secara langsung akan dipahami ketika belajar koding.
6. Koding adalah skill pembangun karir
Programming menempati posisi penting di dalam perekonomian kita, dimana hampir seluruhnya dikendalikan oleh teknologi.
Di era ini, ketrampilan koding sangat berarti apapun latar belakang pendidikan dan minat profesi si anak. Di banyak kasus, ketrampilan ini akan mendorong nilai mereka di lahan pekerjaan yang semakin kompetitif.
7. Koding meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi
Koding merupakan wadah yang baik untuk berkolaborasi. Di dalam komunitas open source, kolaborasi adalah hal utama yang harus dipelajari dalam programming. Mendaftarkan putra putri anda ke dalam kelas programming mampu menjadi cara yang baik untuk mengembangkan skill komunikasi dan team-building. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik akan membantu anak-anak untuk berinteraksi ke dalam lingkungan social, berkolaborasi, dan meningkatkan nilai akademis.
Disadur dari:
https://techbootcamps.utexas.edu/blog/why-kids-should-learn-to-code/